banner

banner
Menyambut Ramadhan

Jumat, 16 Juni 2017

Menguak Rahasia Hidup Abadi Seorang Manusia

Assalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh.

Sahabat yang dimuliakan Allah dalam pembahasan kita kali ini, kita membahas tentang bagaimana seseorang dapat hidup abadi, bahkan seing kita mendengar lagu tentang banyak nya orang yang ingin hidup abadi namun mereka belum juga dapat hidup abadi, abadi sendiri berasal dari kata aba·di/ a kekal atau tidak berkesudahan, atau pepatah orang arab bilang sekiranya hidup 1000 tahun, itu pun sudah layak di sebut abadi,setiap wilayah berbeda beda dalam mengartikan kata Abadi, namun untuk itu kita akan bahas secara lugas makna abadi itu sendiri.

Dalam konteks falsafah dan agama yang dimaksudkan adalah sebuah realita yang tidak sama dengan realita yang biasa.  maka tidaklah cukup hanya pengertiannya sebagai perpanjangan waktu sehingga berlangsung tanpa akhir. Keabadian Ilahi adalah suatu keberadaan yang tanpa awal dan tanpa akhir, serta tak mengandung perubahan maupun urutan dalam waktu. Keabadian ilahi berada di luar dimensi waktu. Pengertian keabadian ilahi ini sukar dipahami oleh manusia sepenuhnya, karena manusia sendiri berada dalam dimensi waktu, dan apa yang ditangkap oleh manusia mengenai keabadian hanyalah secara analog.

Bagaimana cara kita menelusuri keabadian tersebut, dalam konteks biasa kita bisa mengartikan kebadian menurut manusia hanyalah akan terjadi ketika kita sudah memasuki alam dunia yang bebeda dengan alam dunia yang saat ini kita alami, ketika membahas kata Abadi ini seharusnya dan sepatutnya kita menyadari hanya Allah semata sajalah yang Abadi, sedang kita sebagai mahkluknya tidaklah abadi, namun Allah dalam Alquran menyebutkan kebadian yang sesungguh nya jika kita telah melewati ujian dunia ini, jika berhasil maka kekal masuk ke syurga Nya Allah, jika gagal dalam ujian juga kekal dalam neraka.

Adapun yang perlu kita perbanyak adalah memperbanyak amal soleh, dan saling ingat mengingatkan sesama muslim dalam kebenaran dan dalam kesabaran seperti pesan yang di sampaikan Allah dalam surah wal asri, sudah sepatut nya kita saling mengingatkan sehingga orang lain juga mengingatkan kita dalam kebenaran dan dalam kesabaran pula, rahasia syurga neraka itu adalah hak Allah, tugas kita sebagai hambanya hanyalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, semoga Alah menetapkan Akhir kematian kita dengan khusnul khotimah (kematian yang baik). amin ya robal alamin.

Namun dari itu Semua adakah kita mengetahui bahwa ada orang-orang yang ketika sudah wafat namun masih trus hidup, ketika jasad tlah di kandung tanah, namun ia tetap hidup, orang - orang masi terus menyebut namanya, ketika sehari, sebulan berlalu, setahun, sratus tahun berlalu, bahkan seribu tahun berlalu, orang - orang masih terus memangil dan menyebut namanya, seperti yang terjadi pada Nabi Kita Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, walau  Jasad beliau sudah di istirahatkan di makam yang mulia, namun beliau tetap hidup sepanjang masa, selama orang - orang masi terus mengumandangkan Azan di muka bumi ini maka akan terus lah nama beliau di kumandangkan, begitu kita mendengar nama beliau di sebutkan, maka semua dari kita bersalawat kepada beliau karna selawat yang kita panjatkan akan langsung di balas oleh beliau dan Allah dan Malaikat Nya pun berselawat ke Atas Nabi, begitulah kemulian nabi.

Suatu ketika seorang sahabat di tanya kepada orang - orang yang belum pernah melihat nabi, dan orang itu pun bertanya kepada Sahabat nabi, "Apakah anda pernah melihat Nabi secara langsung?" dan sahabat nabi pun terdiam, serta bengan rasa rindu sambil menitihkan airmata, yang kita ketahui sampai saat ini, di arab saudi dan sekitarnya, ketika ada 2 orang berkelahi kemudian orng ketiga penengah mereka cukup bilang solu ala nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam, mereka langsung seketika menangis dan tidak jadi berkelahi lantaran rasa cinta dan rindu mereka kepada nabi, konon lagi sahabat, lanjut kecerita sahabat tadi, ketika sahabat di tanya, dan di jawablah oleh sahabat ini " Apakah kalian pernah melihat matahari?" dan orang yang bertanya tadi menjawab " tentu" dan sahabat pun bertanya lagi, "Apa pernah kalian melihat secara langsung dari dekat?" dan orng tersebut pun menjawab lagi, "tidak Bisa" dan sahabat pun menjawab " Begitulah Nabi, Ketika kita melihat dari jauh maka yang terlihat dari beliau adalah cahaya yang begitu besar, ketika di kerumunan orang kita dapat melihat beliau dengan sangat jelas karna wajah beliau mengeluarkan cahaya, sedang ketika kita dekat dengan beliau maka tak ada yang sanggup melihat beliau, karna ketampanan yang luar biasa beliau tidak ada satupun sahabat yang menegagkan wajah ketika berhadapan dengan nabi, semua sahabat pastilah akan tertunduk, begitulah wajah nabi yang mulia" bahasa di atas adalah bahasa saya dalam mengartikan keindahan rupa Rasullulah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, jauh dari itu, tentulah lebih luar biasa jika kita dapat mengartikan bahasa arab secara langsung, karna dapat mengetahui makna yang tersirat darisetiap kata, karna setiap kata mempunyai makna yang lebih dari satu, sehingga kita dapat berbikir lebih dalam dalam mengartikan setiap peristiwa.

Kita sebagai manusia hanyalah melakukan apapun sesuai yang tlah di perintahkan Allah swt dan menjauhi larangannya, jika kita ingin Allah memasukan kita kekal di syurganya kelak, semoga Allah Swt memasukan kita kedalam syurganya kelak dan Allah memberikan kita kesempatan Untuk dapat melihat Wajah Allah yang Indah, dan Wajah KekasihnyaRasullulah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, Amiin ya robal alamin. Dan sudah sewajarnya kita mengetahui keabadian itu hanyalah milik Allah, sedangkan manusia ini, yang hidup di jaman saat ini paling hanya dapat bertahan hidup seratusan tahun itu pun sudah terhitung bonus, karna dasar manusia saat ini berkisaran 60 an tahun untuk rata-rata usia manusia, namun dari itu kita semua tahu, umur manusia ada di tangan Allah swt, tiada yang tau kapan kita akan berakhir di dunia ini, hanya Allah saja lah yang mengetahui nya, pesan diatas di peruntukan terkhusus untuk dari saya sendiri dan semua para pembaca yang beriman, serta sebagai menyemarakan #potensiutama dan #pucc dalam menyambut ramadhan tahun ini, semoga Allah mengumpulkan kita di Syurga nanti dalam keadaan yang membahagiakan, Amin, amin ya Robal alamin.

wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh


Kamis, 15 Juni 2017

Nilai Sebuah Hasil Bukan dilihat Dari Sukses Semata

Alkisah ketika kita menjadi seorang anak sepatut nya kita patuh dan taat kepada perintah orang tua, kisah ini di gali dari kisah sebenarnya si penulis, sehingga tampak jelas Banyak sekali kegagalan dalam hidup ini adalah karna kita yang tidak menyadari betapa dekatnya kita dengan keberhasilan ketika kita  menyerah maka jelas sudahlah kegagalan kita, namun ketika kita menelusuri lagi kehidupan ini maka jelaslah sudah keberhasilan yang tertunda kita tidaklah sia-sia karna apabila kita serius maka semua kegiatan kita akan menjadi keberhasilan suatu saat nanti. Tetep fokus membaca ya sahabat #potensiutama & #pucc.

Di dalam kalimat atau sebuah kata pasti ada makna yang terkandung di dalamnnya. Kata ini bisa membuat kita jadi termotivasi, memberi semangat ataupun membuat kita jadi berubah sikab dari yang kurang baik menjadi lebih baik lagi. Nah di dalam kehidupan Kata kata mutiara dirangkai sedemikian rupa hingga tercipta sebuah kalimat yang memiliki makna tersembunyi dan tidak semua orang dapat mengartikannya. Keindahan rangkainan kata-katanya juga dapat menyejukkan hati siapa saja yang membacanya. Kata kata mutiara dapat kita diucapkan kepada siapa saja baik itu orang tua, sahabat, kekasih, bahkan di media sosial sekalipun Kata yang baik tentu saja akan membuat hati menjadi tenang dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk ke depannya nanti supaya lebih baik lagi.

Mereka tak peduli dari mana kamu memulainya. Mereka melihat dari bagaimana caramu mengakhirinya, Tidak ada orang yang dapat menyakitimu, kecuali mereka yg benar-benar kau peduli, atau mereka yg tidak benar-benar peduli padamu. Untuk mencapai paru-paru, asap rokok hanya butuh waktu sekitar 3 detik dan langsung memacu jantung bekerja lebih keras. Apapun yg telah kamu lakukan, apapun kesalahanmu, kamu akan selalu menemukan kata maaf dalam hati seorang Ibu. Bersedih dengan orang yg tepat lebih baik daripada berbahagia dengan orang yg salah. Bijaklah dlm memilih sahabat. Dibalik setiap kesedihan, terdapat kebahagiaan. Serahkan segala urusan kepada Tuhan. Biarkan waktu dan kehidupan berjalan.

Janganlah memanaskan otakmu ke hal-hal yang negatif karena itu tidak akan pernah mendapatkan buah positif. Semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Tetapi pengetahuan atau persepsi itu sesuatu yang samar. Bisa saja kenyataan itu hanya ilusi, semua orang hidup dalam asumsi. Aku akan menolongnya meski harus mengorbankan nyawa karena dia adalah temanku. Jangan tarik kata katamu.. sekalipun itu akan membawamu kepada kehancuran.. karena kau laki laki, dan itu adalah jalan ninjamu.. Ada Orang Yang Jauh Lebih kuat yang pernah mengalahkanku! Dia orang yang tak pernah putus asa!, Ketika dia yg pergi memberimu 100 alasan tuk menangis, tunjukkan padanya bahwa kamu punya 1000 alasan tuk tersenyum.

Wanita menangis bukan berarti lemah, karena terkadang mereka tak tau bagaimana cara mengatakan apa yg sedang mereka rasakan, Hanya ketika pohon terakhir tumbang,hanya ketika tetes air terakhir tercemar,hanya ketika ikan terakhir telah ditangkap,barulah kita sadar uang bukanlah segalanya. Tidak ada yang menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri. tidak ada yng bisa dan tidak ada yang mampu. diri kita sendiri harus mampu melangkah pada jalan yang kita tuju.

Walaupun kita sering mendengar kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda, tapi tetap saja ketika kita menerima kegagalan tersebut kita sulit sekali menerimanya, tau kenapa?, itu karna kurangnya rasa keiklasan didalam hati kita sehingga kita merasa kekurangan terhadap apa yang kita terima, untuk itu kita selalu memperbanyak sedekah, loh kok sedekah, tau kenapa kita harus memperbanyak sedekah, sedekah itu bagian dari membebaskan belenggu aura negatif kita, sehingga masuklah aura positif dari luar tubuh kita memberikan cahaya terhadap tubuh kita dan membuat ringan tubuh kita dalam melakukan aktivitas, tau kenapa kita mudah berinteraksi kepada siapa saja,itu karna kita tlah mengaktifkan rasa peduli kita terhadap lingkungan sekitar kita.

Hidup ini sementara, dan hidup ini juga bagian dari ujian Allah Swt terhadap hamba-hambanya yang layak atau tidak mendapat pertolongannya kelak di akhirat, tidak ada manusia yg terbebas dari noda dosa, kita sebagai manusia sudah semestinya harus menyadari itu, dan yang dapat kita lakukan adalah dengan mengrangi dosa, karna dengan mengurangi dosa kita dapat membuka pintu rezeki kita dan terbebas dari rasa bersalah, sehingga Allah memberikan kita kerberhasilan yang Hakiki, baik keberhasilan di dunia maupun keberhasilan kita di akhirat kelak, amin amin ya Robbal alamin.

Sekian terima kasih penjelasan dari saya, hanya kepada Allah swt saya mohon ampun, dan kepada para pembaca sekalian saya mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan, Semoga Allah mempertemukan kita smua di surganya kelak, amin ya robal alamin.

Bilahi taufik wal hidayah assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.




Rabu, 14 Juni 2017

Pelajaran Dalam Memilih Teman

Dalam kehidupan Kita selalu saja ingin hidup bersosial dan pastilah kita hidup bersosial di lingkungan ini, baik sebagai anak,orang tua, dan dalam apapun jabatan kita, pastilah kita memerlukan orang lain sebagai orang yang selalu kita butuhkan dan merekapun membutuhkan kita, pesan ini untuk semua pembaca dan terutama untuk sivitas Universitas Potensi utama semoga dapat mengambil pelajaran dari tulisan ini, Amin ya Robalalamin.


Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik.

Pengaruh Teman Bagi Seseorang

Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Perintah Untuk Mencari Teman yang Baik dan Menjauhi Teman yang Jelek

Imam Muslim rahimahullah mencantumkan hadits di atas dalam Bab : Anjuran Untuk Berteman dengan Orang Shalih dan Menjauhi Teman yang Buruk”. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” (Syarh Shahih Muslim 4/227)
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul Bari 4/324)

Manfaat Berteman dengan Orang yang Baik

Hadits di atas mengandung faedah bahwa bergaul dengan teman yang baik akan mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita akan menjadi baik atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman kita.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi rahimahullah menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan pertemanan dengan dua contoh (yakni penjual minyak wangi dan seorang pandai besi). Bergaul bersama dengan teman yang shalih akan mendatangkan banyak kebaikan, seperti penjual minyak wangi yang akan memeberikan manfaat dengan bau harum minyak wangi. Bisa jadi dengan diberi hadiah olehnya, atau membeli darinya, atau minimal dengan duduk bersanding dengannya , engkau akan mendapat ketenangan dari bau harum minyak wangi tersebut. Kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba yang berteman dengan orang yang shalih lebih banyak dan lebih utama daripada harumnya aroma minyak wangi. Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu nasihat. Dia juga akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Di juga senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.
Jika kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas, masih ada manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih. Minimal diri kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatn buruk dan maksiat. Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia juga akan senantiasa menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak, dia juga akan memberimu manfaat dengan kecintaanya dan doanya kepadamu, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau tiada. Dia juga akan membantu menghilangkan kesulitanmu karena persahabatannya denganmu dan kecintaanya kepadamu. (Bahjatu Quluubil Abrar, 148)

Mudharat Berteman dengan Orang yang Jelek

Sebaliknya, bergaul dengan teman yang buruk juga ada dua kemungkinan yang kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan tkita. Syaikh As Sa’di rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang buruk memberikan dampak yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan dari segala aspek bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik mereka sadari maupun tidak. Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya taufik berupa teman yang baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. (Bahjatu Qulubil Abrar, 185)

Kebaikan Seseorang Bisa Dilihat Dari Temannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadapa baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Jangan Sampai Menyesal di Akhirat

Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah berikut :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)
Lihatlah bagiamana Allah menggambarkan seseorang yang teah menjadikan orang-orang yang jelek sebagai teman-temannya di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi.

Sifat Teman yang Baik

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :
وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا
Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
Kemudian beliau menjelaskan : “Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahai segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang ain. Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya. Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya. (Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37)

Hendaknya Orang Tua Memantau Pergaulan Anaknya

Kewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya. Termasuk dalam hal ini memantau pergaulan anak-anaknya. Betapa banyak anak yang sudah mendapat pendidikan yang bagus dari orang tuanya, namun dirusak oleh pergaulan yang buruk dari teman-temannya. Hendaknya orangtua memperhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya, karena setap orang tua adalah pemimpin bagikeluarganya, dan setiap pemimpin kan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Allah Ta’ala juga berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ (At Tahrim:6).
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dan keluaraga kita dari pengaruh teman-teman yang buruk dan mengumpulkan kita bersama teman-teman yang baik. Wallahul musta’an.
Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad.

Kisah Kegemilangan Orang-orang Mulia

Berawal dari  rasa Penasaran saya terhadap orang2 yang sukses di masa silam serta bagaimana cara meneladani sikap akhlak terpuji sebagai seorang manusia kita selaku manusia wajib mencontohnya, terlebih yang hidup dilingkungan pendidikan, sudah seharusnya kita meneladani sikap orang-orang yang berakhlak terpuji, mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang-orang yang terpuji didunia maupun di akhirat Amin ya Robbal alamin.

Yang hendak saya ceritakan di sini adalah tentang Ubadah dan ayahnya, Al-Walid putra Ubadah bin Ash-Shamit, salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal. Ayah dan anak itu (Ubadah dan Al-Walid) mempunyai kegemaran menuntut ilmu bersama-sama. Hingga suatu ketika mereka sampai pada daerah yang ditempati kalangan kaum Anshar. Di tempat itu mereka pertama kali bertemu dengan Abu Al-Yusri, salah seorang sahabat Nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam, yang ditemani oleh anak laki-laki yang jadi pembantunya.

Bertemu dengan sahabat Rasulullah, bagi ayah dan anak itu, merupakan karunia dan kesempatan yang berharga. Apalagi dalam perjalanannya itu mereka berdua sama-sama sedang mencari ilmu. Sementara itu, Abu Al-Yusri dan pembantunya juga sedang melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu. Hal ini tampak pada barang bawaan si pembantu yang penuh dengan buku dan lembaran kertas “Aku melihat tumpukan kertas yang dijepit yang dibawa mereka,” kata Ubadah bin Al-Walid.

Yang menakjubkan lagi ialah pakaian Abu Al-Yusri dan pembantunya yang sama-sama memakai mantel dan pakaian jenis mu’afiri. Jadi, jika dipandang, keduanya tak tampak perbedaan antara tuan dan pembantu. Abu Al-Yusri tak ingin perlakuan berbeda pada pembantunya. Pun dalam tradisi Arab, pakaian yang serupa saat dipakai dalam menempuh perjalanan akan menunjukkan keserasian dan keindahan.

“Wahai paman,” sapa Al-Walid kepada Abu Al-Yusri, “aku melihat guratan-guratan wajahmu ada bekas kemarahan.”

“Benar,” kata Abu Al-Yusri. Lalu ia bercerita,“Fulan bin Fulan punya hutang kepadaku. Aku telah mendatangi rumahnya. Setelah mengucapkan salam, aku bertanya, ‘Sedang dimana dia?’ Keluarganya menjawab, ‘Dia tidak di rumah.’ Tak lama kemudian muncul bocah kecil, yang tampaknya anaknya, di hadapanku. Aku tanyai bocah itu, ‘Di mana ayahmu?’ Bocah itu menjawab, ‘Ketika ayah mendengar suaramu, dia sembunyi di kamar ibu.’ Lalu aku berteriak keras, ‘Ayo keluarlah kamu, aku tahu kamu ada di mana.’ Tak lama kemudian laki-laki itu keluar dari tempat persembunyiannya.

Setelah muncul di hadapanku, aku tanya dia, ‘Kenapa kamu sembunyi?’

‘Demi Allah,’ sumpah lelaki itu, ‘aku sebenarnya ingin bicara denganmu dan tak ingin membohongimu. Demi Allah, yang aku takutkan saat bicara denganmu adalah saat aku membohongimu. Aku telanjur berjanji kepadamu, tapi aku mengingkarinya. Sedangkan kamu adalah sahabat Rasulullah. Aku sendiri, demi Allah, saat ini masih kesulitan ekonomi.’

‘Demi Allah, apa yang kamu katakan itu benar?’ aku menyumpah lelaki itu. ‘Demi Allah, benar!” jawab lelaki itu.

Tiga kali aku menyumpah lelaki itu itu. Tiga kali dia menjawabnya sama.

‘Baiklah’, kataku akhirnya, ‘ini catatan hutangmu aku hapus dengan tanganku sendiri.’

Kataku lagi: jika suatu saat kamu ada rezeki untuk melunasi hutangmu, bayarlah segera. Jika tidak, hutangmu tetap kubebaskan. Sungguh, aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri (sambil menunjuk matanya), aku telah mendengar dengan telingaku ini, dan hatiku menerimanya dengan bahagia (sambil menunjuk hatinya), ketika Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam. bersabda, ‘Barang siapa yang menangguhkan hutang orang yang tak mampu, atau menghapus hutangnya, Allah akan menaunginya dengan naungan-Nya. ‘”

Setelah menyimak cerita ini Abu Ubadah bin Walid berkata, “Wahai paman, sendainya kamu mengambil mantel milik pembantumu, kemudian kamu menggantinya dengan pakaian jenis mu’afiri, atau kamu mengambil mu’arifi-nya si pembantu lalu kamu memberinya mantel, maka baju yang kalian kenakan akan sama-sama serasi.”

Abu Al-Yusri mengusap kepala Abu Ubadah lalu berkata, “Semoga Allah melimpahkan keberkahan pada kita. Wahai putra saudaraku, sungguh, aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri (sambil menunjuk matanya), aku telah mendengar dengan telingaku ini, dan hatiku menerimanya dengan bahagia (sambil menunjuk hatinya), ketika Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam. bersabda, ‘Berikanlah mereka makanan seperti yang kalian makan. Berikanlah mereka pakaian seperti yang kalian pakai.’ Harta yang aku berikan pada seseorang lebih mudah bagiku daripada seseorang akan mengambil kebaikanku pada hari kiamat.”

Kisah yang saya terjemahkan dari hadis Shahih Muslim ini mengandung pelajaran agar seseorang senantiasa menuntut ilmu dengan teliti, dengan tidak mengenal batas usia dan waktu. Juga mencontohkan bagaimana beretika yang mulia, menghapus perbedaan dan memberikan penghormatan bagi yang “di bawah”, memberikan kelonggaran bagi orang yang hutang serta menunda pembayarannya bagi yang masih dililit kesulitan ekonomi.

Semoga Allah Swt memberikan kita kelapangan waktu dalam menuntut ilmu, terlebih saya selaku manusia biasa ingin berpesan kepada semua pembaca dan kepada seeluruh civitas Universitas Potensi Utama untuk teruk meningkatkan kualitas ilmu iman dan takwa kita, semoga Allah Swt mempertemukan kita di akhirat dalam keadaan yang membahagiakan. amin ya Robal alamin...